BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM, SUATU KALIMAT TIDAK LENGKAP YANG KONTROVERSIAL?


Bismillahirrahmanirrahiim, merupakan suatu kalimat yang diperintahkan kepada kita untuk diucapkan setiap ingin memulai suatu aktivitas yang baik. Namun tahukah kamu bahwa Bismillahirrahmanirrahiim merupakan kalimat yang sempat diperdebatkan kedudukannya oleh qira’at dan merupakan kalimat yang tidak lengkap?

Al-qur’an yang umumnya kita pakai saat ini, kalimat bismillahirrahmanirrahiim merupakan salah satu ayat dari surat pembuka di Al-qur’an, yaitu Al-fatihah. Surat ini merupakan surat yang sangat istimewa, apabila diibaratkan seperti jurnal ilmiah Al-fatihah ini seperti abstrak yang memuat isi Al-qur’an secara keseluruhan, dirangkum menjadi 7 ayat yang senantiasa kita ulangi bacaannya setidaknya 5000 kali per tahun. Suatu ulama berpendapat bahwa Al-fatihah ini ibarat intisari dari Al-qur’an dan seluruh isi Al-qur’an merupakan penjelasan dari 7 ayat tersebut.

Dalam 7 ayat yang kita ucapkan setiap shalat ini, terkandung 3 nama Allah yang utama, yaitu Arrahman, Rabb, dan Allah itu sendiri. Selain itu, dalam Al-fatihah juga dijelaskan mengenai 3 kategori manusia, yaitu yang tahu dan mengamalkan; tahu namun tidak mengamalkan; serta tidak tahu dan tidak mengamalkan. Di surat ini juga di jelaskan mengenai tiga motivasi penghambaan, yaitu penghambaan yang didasari cinta kepada Allah, berharap atas rahmat Allah, dan takut atas azab dari Allah (cinta, harap, dan takut). Ditambah lagi, Al-fatihah juga memuat 3 konsep dasar agama islam, yaitu ketauhidan atau sifat tuhan yang maha esa; risalah atau cara bagaimana menyembah tuhan; dan penjelasan mengenai akhirat. Ketauhidan kemudian dijabarkan lagi menjadi tiga poin utama, yaitu sifat-sifat Allah, hubungan hamba kepada Allah, dan cara bagaimana melaksanakan ketauhidan.

Dalam Al-qur’an di surat Al-hijr ayat 87, Al-fatihah disebut sebagai “Sab’al Mathani” atau artinya 7 ayat yang diulang-ulang. Jika dalam setahun seseorang membaca Al-fatihah sebanyak 5000 kali, maka jika setidaknya setengah umat islam membacanya sebayak itu, dalam satu tahun Al-fatihah dilafalkan sebayak 10 triliun kali. Selain itu, dalam hadits surat ini disebut sebagai Ummul Kitab atau Ummul Qur’an (Induk Al-qur’an).
Bismillahirrahmanirrahiim yang berada sebagai pembuka surat ini sempat diperdebatkan apakah kalimat ini termasuk dalam 7 ayat tersebut atau bukan. Hingga akhirnya, terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini. Qira’at yang dianut Mazhab Imam Syafi’i (Imam Hafsh) menyepakati bahwa kalimat bismillahirrahmanirrahiim termasuk ayat dalam surat Al-Fatihah, dan riwayat ini yang kebanyakan umat Islam di Indonesia anut. Qira’at yang dianut mazhab Hanafi menyepakati bahwa bismillahirrahmanirrahiim bukan termasuk dalam 7 ayat surat Al-fatihah, dan membagi ayat ke-7 menurut Imam Hafsh, menjadi 2 ayat menjadi ayat ke-6 dan ke-7. Qira’at yang dianut Mazhab Imam Hambali menyepakati bahwa kalimat basmalah termasuk dalam 7 ayat surat Al-fatihah namun dibaca pelan (tetap dilafalkan).

Kalimat ini bukan kalimat baru, bismillahirrahmanirrahiim telah diperintahkan oleh Allah untuk dibaca sebelum melakukan sesuatu yang baik sejak zaman Nabi Nuh (Qs. Al-Hud:41) dan Zaman Nabi Sulaiman (An-Naml:30). Allah memerintahkan segala makhluk yang akan menaiki kapal Nabi Nuh agar membaca lafaz basmallah. Pada zaman Nabi Sulaiman, surat yang dikirim kepada Ratu Bilqis diawali dengan Lafaz Basmallah, yang diikuti juga oleh Rasulullah SAW yang selalu menuliskan Lafaz Basmallah diawal suratnya kepada raja-raja daerah lain.

Namun ternyata kalimat Bismillahirrahmanirrahiim yang berarti “Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang” bukan merupakan kalimat lengkap. Tak perlu kita memahami bahasa Arab untuk mengetahui bahwa kalimat ini tidak lengkap. Di setiap bahasa, disebut kalimat lengkap atau sempurna jika setidaknya kalimat tersebut terdiri dari subjek dan predikat. Namun pada kalimat Bismillahirrahmanirrahiim tidak jelas mana subjek dan predikatnya, itulah mengapa kalimat ini tidak lengkap. Hal ini bukanlah suatu kebetulan, terdapat hikmah yang luar biasa dibalik struktur kalimat ini. Hal tersebut bertujuan agar kalimat Bismillahirrahmanirrahiim merupakan kalimat yang tidak terbatas konteks dan subsequent. Tidak terbatas konteks disinni maksudnya adalah kalimat ini dapat dipakai, diucapkan, di setiap aktivitas dan keadaan yang akan kita awali. Jika pada kalimat ini terdapat suatu predikat, maka akan membatasi penggunaannya hanya pada saat kita akan melakukan predikat tersebut. Sedangkan Subsequent yang dimaksudkan disini adalah bertujuan untuk menekankan, meng-emphasize keberadaan basmalah, agar diucapkan sebelum adanya perintah atau larangan dari Allah.

Masya Allah, ternyata dibalik kalimat yang sangat populer diucapkan oleh kaum muslimiin ini terdapat banyak hikmah yang terkandung didalamnya. Tidak heran mengapa Allah memerintahkan kita untuk mengawali segala aktivitas dengan kalimat ini. bahkan hadits mengatakan bahwa: “Setiap perbuatan yang tidak diawali dengan Bismillahirrahmanirrahiim, maka keberkahannya akan terpotong”. Semoga tulisan ini bermanfaat dan senantiasa menjadi pengingat diri untuk tidak lupa membaca dan memaknai Bismillah serta Al-fatihah dengan lebih dalam lagi.

Comments

Popular Posts