Menjadi Orang Tua Cerdas

Menjadi orang tua merupakan sebuah peran yang tidak mudah untuk dijalankan. Lahirnya anak di dunia, tidak menjadikan kita menjadi seorang yang langsung memiliki ilmu parenting. Oleh karena itu, diperlukan adanya usaha untuk mencerdaskan diri semi menjadi orang tua yang cerdas.
Mengapa ilmu pengasuhan anak sangat penting untuk dipelajari, terutama bagi generasi 90-an yang mulai menginjak usia kepala 2?
Bagi anak, orang tua adalah sekolah pertama, pendidik pertama, dan memiliki peran utama dalam kehidupan anak. Menjadi orang tua adalah sebuah profesi tanpa kontrak, yang berlangsung seumur hidup. Tanpa adanya ilmu yang membekali orang tua dalam mengasuh anak, maka resiko terjadinya kegagalan pengasuhan anak lebih tinggi. Memang, Kegagalan pengasuhan anak banyak terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua dalam mengasuh anak, bukan karena kasih sayang orang tua kepada anak.
Kunci benarnya pengasuhan anak adalah dengan memberikan kasih sayang sejak lahir hingga anak menginjak usia 8 tahun karena di masa-masa inilah anak patuh pada orang tua tanpa syarat. Yang dimaksud dengan pemberian kasih sayang adalah hadirnya orang tua di setiap waktu sang anak membutuhkannya. Bukan hanya hadir raganya, namun juga jiwanya. Hadir untuk mendengarkan, menatap mata anak, dan memberikan bentuk implementasi kasih sayang lainnya.
Pentingnya memahami hakikat orang tua sebagai pemberi tongkat estafet kepada anak dapat diimplementasikan dengan mengenali potensi diri maupun anak. Stigma anak nakal atau banyak akal merupakan perbedaan kebutuhan antara kebutuhan anak dan kebutuhan orang tua. Kebutuhan anak adalah ingin tahu segala sesuatu, ingin mencoba, ingin menyentuh, ingin merasakan, ingin bergerak bebas. Ini adalah ciri khas anak sehat dan cerdas. Sementara disisi lain kebutuhan orang tua adalah ingin segalanya serba rapi, bersih, beres, teratur, berjalan baik, dan tepat waktu sesuai jadwal (Rachman, 2016). Ini lah salah satu seninya dalam mengasuh anak, yaitu cerdas dalam menghadapi perbedaan kebutuhan ini. yang perlu selalu diingat adalah semua anak lagih dalam keadaan suci, bersih, dan fitrahnya adalah berbuat baik. Hindari untuk menanamkan stigma anak nakal di dalam dirinya, karena itu akan mempengaruhi kepribadiannya hingga dewasa.
Tampa penanganan yang sesuai, berbagai permasalahan pada anak akan muncul seperti berbohong, bolos sekolah, menggunakan obat-obatan terlarang, terlibat pergaulan bebas, mencuru, dan masih banyak lagi. Padahal, anak-anak adalah penerus negara ini 20-30 tahun kedepan. Jangan sampai orang tua menyia-nyiakan potensi anak karena salah metode pengasuhan.
Oleh karena itu, penting untuk generasi muda belajar mengenai metode pengasuhan anak demi mempersiapkan lahirnya generasi-generasi penerus bangsa ini yang dapat berkontribusi secara maksimal nantinya. Jika sudah punya anak, jangan berhenti untuk belajar karena zaman yang terus berubah, teknologi yang terus berganti, maka metode-metode yang up to date juga dibuthkan untuk mengasuh penerus-penerus bangsa ini. Semoga kita semua dapat menjadi orang tua yang mampu mengasuh secara tepat hingga lahirlah orang-orang hebat dari Indonesia yang siap menata bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik lagi.

Comments

Popular Posts